Minggu, 13 November 2011

Kesimpulan Hasil Analisis Pergerakan Harga Saham


Dengan data yang menunjukkan adanya peningkatan EPS ( Earning Per Share ) atau laba bersih suatu  perusahaan dari waktu ke waktu yang membuat para investor tertarik untuk melakukan investasi terhadap Perusahaan yang terkait, karena dividen yang akan di berikan oleh Perusahaan kepada para investor disesuaikan dengan pergerakan harga saham. Dalam 6 tahun terakhir, pertumbuhan EPS CPIN sangat fenomenal. Berhasil mengembalikan kerugian di tahun 2004 menjadi untung di tahun 2005. Secara berturut – turut hingga laporan 2010 EPS selalu naik meski sedikit mengalami penurunan di tahun 2006, secara umum menunjukkan adanya stabilitas kinerja CPIN yang selalu meningkat. Bahkan dilihat dari ROE pada tahun 2009 dan 2010 keuntungan yang bisa diperoleh oleh investor bisa mencapai lebih dari 40%. Dan pada tahun 2010 CPIN bisa membagi dividen sebesar Rp.39,8 per lembar saham. Atau melakukan pembagian dividen sebesar Rp.652,64 Milyar. Selain itu, harga saham juga menentukan pergerakan harga pasar yang akan menentukan kinerja masa depan Perusahaan.
Jika dilihat dari pergerakan grafik saham diatas, pada bulan Maret, volume / tingkat transaksi penjualan serta pembelian saham Charoen Pokhpan menunjukkan titik tertinggi yaitu sebesar 85.408.500 dengan harga penutup    ( close ) sebesar Rp. 2500. Sedangkan harga peuntupan ( close ) tertinggi terjadi pada bulan Februari dengan volume 44.975.500, dengan harga penutup   ( close ) sebesar Rp. 2950.
Harga saham CPIN selama tahun 2011 menunjukan closing price yang semakin tinggi, karena pergerakan harga saham di dukung oleh laba kotor yang diperoleh CPIN dari hasil penjualannya. Terutama penjualan tertinggi yang diperoleh dari bisnis DOC.
Kenaikan laba kotor dari penjualan DOC dikarenakan banyaknya permintaan barang terhadap DOC oleh masyarakat sehingga harga penjualan semakin tinggi. Meskipun pada Mei 2010 harga saham mengalami titik terendah, yaitu 2,475 , namun hal tersebut tidak terus terjadi. Pada pergerakan saham berikutnya, CPIN mengalami peningkatan yang menunjukkan peningkatan pada kinerja Perusahaan.
Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan usaha perseroan sebesar 24% pada periode tersebut dari Rp10,85 triliun menjadi Rp13,49 triliun. Laba bersih per saham perseroan menjadi sebesar Rp118 dari sebelumnya Rp100. Meski demikian margin laba bersih menurun menjadi 14,30% dari sebelumnya 15,08%. Perseroan juga membukukan kenaikan total beban pokok penjualan menjadi sebesar Rp10,51 triliun dari Rp8,26 triliun naik 27%. Adapun laba usaha perseroan juga naik menjadi Rp2,39 triliun dari sebelumnya Rp2,05 triliun.

Analisa Hubungan antara kondisi keuangan dengan pergerakan harga saham perusahaan.

Di bidang pasar modal, Perseroan meningkatkan likuiditas sahamnya dengan melakukan pemecahan saham 1:5 selama tahun berjalan. Pemecahan saham ini menambah jumlah saham yang beredar dari 3.284.561.408 menjadi 16.422.807.040. Selanjutnya, Program Pembelian Kembali Saham mengakibatkan jumlah saham beredar menjadi 16.398.000.000 saham. Selama tahun berjalan, perseroan membagikan dividen tunai kepada pemegang saham sebesar Rp 644 miliar atau setara dengan 40% dari laba bersih tahun 2009.
Dengan reputasi DOC kami yang kuat, rendahnya volume produksi dan tingginya permintaan, membuat Perseroan dapat meningkatkan rata-rata harga jual DOC dari Rp 3,655 menjadi Rp 4.072 per ekor, sehingga memperbaiki marjin laba kotor pada bidang usaha ini.
Proporsi kontribusi penjualan pakan ternak terhadap jumlah penjualan bersih konsolidasi tahun 2010 menurun sebesar 2,06% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di lain pihak, kontribusi penjualan DOC tahun 2010 meningkatkan sebesar 1,18% dibanding tahun sebelumnya. Demikian pula halnya dengan penjualan daging ayam olahan, dimana kontribusinya meningkat sebesar 0,52% dibanding tahun sebelumnya.
Beban Pokok Penjualan konsolidasi menurun sebesar 3,13% walaupun terjadi peningkatan volume penjualan di seluruh segmen di tahun 2010 dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan BPP ini terutama disebabkan penurunan haraga bahan baku utama pakan yang lebih tinggi dari peningkatan volume penjualan di tahun 2010. Hal ini mengakibatkan proporsi bahan baku terhadap BPP menurun menjadi 87,98%. Sebagai perbandingan, proporsi bahan baku terhadap beban produksi di tahun 2009 adalah sebesar 88,92%.
Posisi ekuitas tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 52,01% yaitu sebesar Rp 4,46 triliun dibandingkan tahun sebelumnya, yang terutama berasal dari laba bersih tahun 2010 sebesar Rp 2,21 triliun, yang dikompensasi dengan pembagian dividen atas hasil usaha tahun 2009 sebesar Rp 643,77 miliar dan penarikan kembali modal saham sebesar Rp 41,08 miliar.
Pemecahan nilai nominal saham pada tahun 2010 dari Rp 50 menjadi Rp 10, dengan demikian modal dasar saham berubah dari Rp 8.000.000.000 saham menjadi 40.000.000.000 saham dan modal ditempatkan dan disetor penuh berubah dari 3.284.561.408 saham menjadi 16.442.807.040 saham.
Pada tahun 2010, perseroan melakukan penarikan saham ditempatkan dan disetor sebanyak 24.807.040 saham melalui program pembelian kembali saham yang telah memperoleh persetujuan dari para pemegang Saham Luar Biasa yangdiadakan tanggal 19 Oktober 2010. Dana ang dikeluarkan untuk pembelian kembali ini sebesar Rp 41,08 miliar.

Emiten pakan ternak PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp1,93

triliun sepanjang Januari-September 2011 naik 18% dari periode yang sama tahun lalu Rp1,63 triliun.

Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan usaha perseroan sebesar 24% 

pada periode tersebut dari Rp10,85 triliun menjadi Rp13,49 triliun. Laba bersih per saham perseroan 

menjadi sebesar Rp118 dari sebelumnya Rp100. Meski demikian margin laba bersih menurun menjadi

14,30% dari sebelumnya 15,08%. Perseroan juga membukukan kenaikan total beban pokok penjualan

menjadi sebesar Rp10,51 triliun dari Rp8,26 triliun naik 27%. Adapun laba usaha perseroan juga naik

menjadi Rp2,39 triliun dari sebelumnya Rp2,05 triliun.

Disusul bisnis lainnya yakni anak ayam usia sehari (day old chick/DOC) sebesar Rp1,66 triliun, ayam olahan Rp1,25 triliun, peralatan peternakan Rp27,29 miliar, kemasan Rp22,38 miliar, dan lain-lain Rp63,29 miliar.
Pada periode ini tidak terdapat penjualan bersih kepada pelanggan yang jumlahnya melebihi 10% dari penjualan. Tahun ini, emiten berkode saham CPIN ini menyiapkan investasi sebesar Rp2,5 triliun untuk modal kerja ekspansi bisnis hingga 2013 setelah perseroan memperoleh fasilitas sindikasi dari 13 bank bulan lalu. Harga saham CPIN terkoreksi 6,54% pada perdagangan harga Rp2.500 per saham dengan kapitalisasi Rp41,05 triliun.


 

analisis pergerakan saham




























Perusahaan CPIN dari tahun ke tahun jumlah jual beli saham semakin menigkat.  Jika dilihat dari pergerakan grafik saham diatas, pada bulan Maret, volume / tingkat transaksi penjualan serta pembelian saham Charoen Pokhpan menunjukkan titik tertinggi yaitu sebesar 85.408.500 dengan harga penutup    ( close ) sebesar Rp. 2500. Sedangkan harga peuntupan ( close ) tertinggi terjadi pada bulan Februari dengan volume 44.975.500, dengan harga penutup   ( close ) sebesar Rp. 2950.
Harga saham CPIN selama tahun 2011 menunjukan closing price yang semakin tinggi, karena pergerakan harga saham di dukung oleh laba kotor yang diperoleh CPIN dari hasil penjualannya. Terutama penjualan tertinggi yang diperoleh dari bisnis DOC.
Kenaikan laba kotor dari penjualan DOC dikarenakan banyaknya permintaan barang terhadap DOC oleh masyarakat sehingga harga penjualan semakin tinggi. Meskipun pada Mei 2010 harga saham mengalami titik terendah, yaitu 2.475, namun hal tersebut tidak terus terjadi. Pada pergerakan saham berikutnya, CPIN mengalami peningkatan yang menunjukkan peningkatan pada kinerja Perusahaan.
Manajemen perseroan yang dipimpin oleh Tjiu Thomas Effendy ini menyatakan dari total jumlah pendapatan, terbesar datang dari bisnis pakan ternak yang menyumbang Rp10,44 triliun atau 77% dari total pendapatan. Disusul bisnis lainnya yakni anak ayam usia sehari (day old chick/DOC) sebesar Rp1,66 triliun, ayam olahan Rp1,25 triliun, peralatan peternakan Rp27,29 miliar, kemasan Rp22,38 miliar, dan lain-lain Rp63,29 miliar. Pada periode ini tidak terdapat penjualan bersih kepada pelanggan yang jumlahnya melebihi 10% dari penjualan. Tahun ini, emiten berkode saham CPIN ini menyiapkan investasi sebesar Rp2,5 triliun untuk modal kerja ekspansi bisnis hingga 2013 setelah perseroan memperoleh fasilitas sindikasi dari 13 bank bulan lalu. Harga saham CPIN terkoreksi 6,54% pada perdagangan Oktober 2011 pada harga Rp2.500 per saham dengan kapitalisasi Rp41,05 triliun.

Kamis, 10 November 2011

Analisa keuangan CPIN

  1. Aspek Likuiditas
·         Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities
*      2005    = 1,35
*      2006    = 1,58
*      2007    = 1,23
*      2008    = 1,31
*      2009    = 1,91
*      2010    = 2,93
·         Quick Ratio (Acid Test Ratio) = ( Current Assets – Inventory)/Current Liabilities
*      2005    = 0,7079
*      2006    = 0,7628
*      2007    = 0,6013
*      2008    = 0,6983
*      2009    = 1,0404
*      2010    = 1,8612
Ø  Dapat disimpulkan bahwa Perusahaan CPIN merupakan perusahaan yang baik karena memiliki CR > 1 dari tahun ke tahunnya. Pada tahun sebelumnya CPIN mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya dan pada tahun 2009 dan 2010 CPIN mulai bisa memenuhi kewajibannya dengan meningkatnya penjualan yang terlihat pada Quick ratio > 1. CR pada tahun 2010 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas yang berasal dari hasil operasi usaha dan penurunan saldo hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. 
Aspek Leverage
·         Debt Ratio = Total Debt / Total Assets
*      2005    = 75,76 %
*      2006    = 168,19 %
*      2007    = 77,36 %
*      2008    = 74,2 %
*      2009    = 44,8 %
*      2010    = 31,2 %
·         Debt to Equity Ratio = Total debt / Total Equity
*      2005    = 2,87
*      2006    = 2,43
*      2007    = 3,45
*      2008    = 2,91
*      2009    = 0,82
*      2010    = 0,46
·      Equity Ratio   = Total Equity / Total Assets
*      2005    = 24,24 %
*      2006    = 65,71 %
*      2007    = 22,40 %
*      2008    = 25,50 %
*      2009    = 54,83 %
*      2010    = 68,40 %

Ø  CPIN mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam debt ratio, saat 2008 sebesar 74,2% aset perusahaan didanai dari hutang sudah berkurang di tahun 2009 menjadi 44,8% dan terus berkurang di tahun berikutnya. Rasio hutang terhadap modal berhasil menyusut tajam, karena semakin besar Debt to Equity Ratio semakin tinggi resiko perusahaan dan indikator ini menunjukkan kokohnya kinerja CPIN. CPIN memiliki equity ratio yang semakin besar dari tahun ke tahun, menunjukan bahwa semakin aman CPIN, karena semakin besar aset yang didanai dari modal sendiri. Equity multiplier CPIN menunjukan angka yang semakin kecil yang berarti resiko yang dihadapi oleh CPIN pun semakin kecil.
A.    Aspek Efisiensi
·         Inventory Turnover = Cost of Good Sold/ Inventory
*      2005          = 7,0110 kali
*      2006          = 3,4023 kali
*      2007          = 2,0231 kali
*      2008          = 7,9912 kali
*      2009          = 7,4221 kali
*      2010          = 7,2832 kali
·         Day’s Sales in Inventory = 365 days/inventory Turnover
*      2005          = 52 hari
*      2006          = 107 hari
*      2007          = 180 hari
*      2008          = 46 hari
*      2009          = 49 hari
*      2010          = 50 hari
·         Account Receivable Turnover = net sales/Acc. Receivable
*      2005          = 11,1816 ( 11 kali )
*      2006          = 7,5704 ( 8 kali )
*      2007          = 11,51 ( 12 kali )
*      2008          = 17,2210 ( 17 kali )
*      2009          = 13,7862 ( 14 kali )
*      2010          = 15,9283 ( 16 kali )
·         Total Assets Turnover = Sales/ Total Assets
*      2005          = 2,1146 kali
*      2006          = 2,4820 kali
*      2007          = 1,8232 kali
*      2008          = 2,5704 kali
*      2009          = 2,7235 kali
*      2010          = 2,3132 kali
·         Fixed Assets Turnover = Sales/ Fixed Assets
*      2005          = 6,9660 kali
*      2006          = 31,0683 kali
*      2007          = 6,1896 kali
*      2008          = 8,0333 kali
*      2009          = 8,6446 kali
*      2010          = 7,8080 kali
Ø  Inventory Turnover yang dialami oleh CPIN cenderung stabil diangka 7. Day’s sales in inventory yang dialami oleh CPIN juga cenderung stabil tidak menunjukan perubahan yang signifikan dalam periodenya. Dan pada Average Collection Period menunjukan semakin pendek periode yang dibutuhkan CPIN untuk menagih piutangnya. Total Assets Turnover CPIN sangat baik karena sales > Total Assets. Fixed Asset pun menunjukan angka yang cukup meningkat walaupun mengalami sedikit penurunan tetapi aktiva CPIN masih digunakan dengan baik.
B.     Aspek profitabilitas
·         Gross Profit Margin = (Net Sales-COGS)/Net Sales
*      2005          = 0,1505
*      2006          = 0,1592
*      2007          = 0,6304
*      2008          = 0,1310
*      2009          = 0,1976
*      2010          = 0,2490
·         Operating Profit Margin = EBIT/Sales
*      2005          = 5,14 %
*      2006          = 5,26 %
*      2007          = 5,53 %
*      2008          = 7,20 %
*      2009          = 14,12 %
*      2010          = 18,31 %
·         Operating Income Return On Investment (OIROI) = EBIT/Total Assets
*      2005          = 10,87 %
*      2006          = 13,06 %
*      2007          = 10,08 %
*      2008          = 18,517 %
*      2009          = 38,45 %
*      2010          = 42,357 %
·         Return On Assets ( ROA ) = EAT / Total Assets
*      2005          = 1,43 %
*      2006          = 4,97 %
*      2007          = 3,90 %
*      2008          = 4,90 %
*      2009          = 30,15 %
*      2010          = 33,91 %
Ø  CPIN dinilai dapat memanfaatkan aktivanya dengan baik dan dapat menjaga biaya operasional perusahaan dengan baik dengan OIROI yang semakin besar dari 2005 samapi 2010.
C.    Market Value
·         Return On Equity ( ROE ) = EAT/Total Equity
*      2005          = 5,54 %
*      2006          = 17,10 %
*      2007          = 17,39 %
*      2008          = 19,24 %
*      2009          = 54,98 %
*      2010          = 49,57 %
·         Earning Per Share ( EPS )= EAT/Shares Outstanding
*      2005          = 14
*      2006          = 11
*      2007          = 12
*      2008          = 15
*      2009          = 98
*      2010          = 135
·         Dividen Per Share = Dividen/Shares Outstanding
*      2005          = 1,4357
*      2006          = 9,3903
*      2007          = 4,0364
*      2008          = -
*      2009          = 38,9702
*      2010          = 39,7516
Ø  Dalam 6 tahun terakhir, pertumbuhan EPS CPIN sangat fenomenal. Berhasil mengembalikan kerugian di tahun 2004 menjadi untung di tahun 2005. Secara berturut – turut hingga laporan 2010 EPS selalu naik meski sedikit mengalami penurunan di tahun 2006, secara umum menunjukkan adanya stabilitas kinerja CPIN yang selalu meningkat. Bahkan dilihat dari ROE pada tahun 2009 dan 2010 keuntungan yang bisa diperoleh oleh investor bisa mencapai lebih dari 40%. Dan pada tahun 2010 CPIN bisa membagi dividen sebesar Rp.39,8 per lembar saham. Atau melakukan pembagian dividen sebesar Rp.652,64 Milyar.